Senin, 10 Mei 2010

Spirit untuk Perempuan Muslimah


Wanita Muslim Paling Berpengaruh di Inggris
Baroness Sayeeda Warsi, anggota bangsawan Konservatif dalam House of Lords, mendapat julukan wanita Muslim paling berkuasa di Inggris, berada di atas daftar 50 wanita yang meruntuhkan stereotip jika menjadi Muslim dan seorang wanita Muslim adalah halangan untuk sukses, demikian menurut laporan Majalah The Times

"Saya luar biasa bangga mendapat sebutan wanita Muslim Inggris paling berpengaruh," ujar Baroness Warsi dalam makan malam upacara pengungakapan daftar nama-nama tersebut.

"Saya yakin latar belakang asli Pakistan saya, keyakinan kuat saya, dan latar belakang tumbuh di Yorkshire memainkan peranan besar,"

Warsi, anggota kabinet bayangan untuk kohesi komunitas dan aksi sosial, Muslim pertama yang bergabung dalam kabinet bayangan Konservatif, memang menduduki peringkat pertama 50 wanita yang dipilih oleh Komisi Persamaan dan Hak Asasi Manusia,.

Trevor Philips, pimpinan komisi mengatakan Daftar Wanita Muslim Berkuasa bertujuan memberi penghormatan terhadap prestasi dan keberhasilan wanita Muslim dari bidang bisnis, seni, media, dan sektor publik serta relawan.

Daftar tersebut, pertama kali yang pernah ada, juga memuat presenter berita BBC, Mishal Husain dan seorang partner perbankan dari firma hukum Norton Rose LLP, Farmida Bi,

Sayeeda  38 tahun telah menjadi Wakil Presiden Partai Konservatif dengan tanggung jawab terhadap Kota-kota sejak 2005. Pada pemilu 2005, Sayeeda bahkan menjadi wanita Muslim pertama yang dipilih para Tories (julukan untuk anggota partai Konservatif Inggris) untuk terjun dalam perebutan satu kursi di parlemen.
Menjadi seorang pengacara sebagai profesinya, ia bekerja untuk Home Office dan Crown Prosecution Service. Sayeeda, wanita menikah ini, telah bekerja untuk Kementrian Hukum di Pakistan dalam proyek tandem nikah-paksa dengan Kantor urusan luar negeri dan di Kashmir ibu satu anak tersebut menduduki pimpinan Yayasan Savayra, lembaga bantuan khusus untuk pemberdayaan wanita.

Stereotip

Sayeeda sendiri memahami jika ia pun menghadapi stereotip negatif terhadap wanita Muslim. "Tentu saja saya pernah bertemu pandangan menghakimi karena sebagai muslim dan wanita Muslim. Salah satu bentuk yang paling menghakimi adalah jurnalis yang bertanya, "Anda akan menjawab Muslim dulu atau orang Inggris dullu,? " seolah-olah dua hal itu tak bisa disatukan." tuturnya

Trevor, berpendapat senada, dan menambahkan daftar para peraih prestasi itu memecahkan banyak stereotip terhadap wanita Muslim.

"Saya tidak dapt berpikir ada grup lain yang mendapat stereotip terparah dan kurang dipahami dalam masyarakat luas selain para wanita Muslim," ujarnya,

Ia memaparkan usaha mereka sebagai bagian dari proyek lebih luas untuk meruntuhkan mitos dan menumbuhkan sosok-sosok wanita Muslim berhasil di dalam negara ini.

"Daftar ini hanyalah awalan bagi proyek lebih ambisius untuk menciptakan tanggung jawab bagi para wanita yang ditentukan oleh kapabilitas profesi dan minat serta bakat mereka, di mana keyakinan dan latar belakang hanyalah satu bagian saja dari sosok tersebut."

Dalam sebuah penelitian terbaru dilakukan oleh organisasi polling Ipsos Mori sangat bertepatan dengan daftar, yakni mendeskripsikan wanita Muslim sebagai kelompok masyarakat ambisius yang menginginkan berperan penuh dalam ekonomi Inggris masa depan.

Survey yang dilakukan terhadap lebih 400 wanita Muslim pekerja dan non-pekerja menemukan jika sepertiga wanita Muslim melihat diri mereka suatu saat sebagai CEO atau pemimpin dalam organisasi mereka.

Tiga perempat dari subjek penelitian, juga mempercayai sangat mungkin untuk menyeimbangkan kesuksesan dengan komitmen terhadap keluarga.

"Riset ini menunjukkan jika mereka memiliki harapan, kepedulian, dan ambisi yang sama dengan orang lain ketika berhubungan dunia kerja," ujar Trevor.

"Sekaligus memperlihatkan jika para wanita Muslim mempercayai, kerja dan keluarga dapat hadir secara seimbang, yakni banyak yang ingin memimpin organisasi mereka dan mereka bisa memperolah tempat di kehidupan publik.

Bagi Sayeeda, menjadi wanita Muslim tidak seharusnya dilihat sebagai halangan, sebaliknya merupakan aset berharga untuk meraih prestasi.

"Ketika Islam diintepretasikan secara tepat, maka Islam sesungguhnya adalah agama yang mendukung dan membela wanita. Saya selalu mengangap Islam adalah agama yang membebaskan wanita secara luas," ujarnya.(rpb) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar