Jumat, 21 Mei 2010

CERPEN


SELEMBUT SUTERA
Oleh: Maryam Zannaria

Aku buru-buru ke kampus, hari ini giliran untuk presentase makalah jatuh padaku. Judulnya cukup membuat otakku geger selama 2 hari menyusunnya, Model-model tafsir dalam Hadis Nabi. Sesampai di ruang kelas, ternyata dosen dan teman-temanku sudah menunggu beberapa menit yang lalu, aku merasa risih karena telat tetapi saya melihat pak dosen cuma senyum-senyum saja. Beliau mempersilahkan sku memulai presentase dengan penentuan waktu 10 menit. Aku pun memulai mengoceh dan nyerocos, entah benar apa tidak ya, tapi apa yang aku ucapkan semua berdasarkan beberapa referensi yang aku baca beberapa hari yang lalu ketika menyusun makalah ini. Aku juga tidak ambil peduli terhadap pikiran yang ada dalam semua kepala yang hadir di seminar kelas saat ini, baik dosen maupun teman-temanku yang manis. Peduli amat, yang penting aku ngoceh saja sepuasnya. Cetusku dalam hati. Setelah babak pemaparan dan menguraikan isi makalah, akhirnya tibalah sesi tanya jawab dan diskusi. Hampir semuanya bertanya, dan ini tentu membuat kepalaku puyeng. Tapi itu kan adalah sesuatu yang justru menambah inspirasiku sebagai penulis makalah ini. Diskusi berjalan alot, dan aku senang karena teman-temanku yang caem banyak memberikan input dan kritikan.

Ketika dosen keluar meninggalkan kelas yang berarti perkuliahan telah usai. temanku Siti Marellekaca menghampiriku sambil berbisik ke kupingku. "Eh, suara kamu waktu presentasi makalah tadi lembut sekali, tepatnya selembut sutera Im". Aku tertawa geli sambil berkata: "Emang kenapa?, apa kamu tertarik untuk merekamnya sekarang untuk dijadikan nada dering Hp kamu?!. Dia mencubit lenganku sambil tergelak membuat teman-temanku lain yang hari ini cowok semua menoleh dan nimbrung dan bertanya: "ada apa...ada apa...bagi-bagi dong gosipnya". Aku dan Siti Marellekaca berseru serentak: "Ada deeeh, mau tau aja...Aja'na muissengngi!. Ih, sekke'namo ini gadis-gadiska!. Kami berdua hanya tertawa riang sambil berjalan bergegas meninggalkan kelas, saatnya mengisi kampung tengah alias have lunch. Wuiih, enak banget deh hari ini, setelah otak berputar-putar akibat serangan teman-teman terhadap isi makalahku, kini terasa plong dan lega banget karena aku makan siang di warung bakso Mas Joko, biasaaa makanan pavorit kalau lagi tidak kepengen makan nasi.

Setelah lunch bersama Siti Marellekaca, aku meluncur ke toko buku yang paling sering kukunjungi di kota Makassar ini, tentunya meluncur tidak pakai mobil pribadi, tapi dengan mobil angkutan umum alias pete-pete. Toko buku ini selalu banyak pengunjungnya, baik dari kalangan siswa maupun mahasiswa senang berkunjung ke sini. Mungkin ini disebabkan karena di samping di toko ini menjual berbagai macam judul, tetapi juga ternyata pengunjung yang enggan membeli buku, yang hanya membutuhkan sedikit bagian dari buku tersebut, diperbolehkan untuk mengcopynya. Termasuk aku yang sering melakukannya, biasanya kalau uang di dompet lagi sekarat atau bahan kutipan untuk pembuatan makalah cuma satu, dua atau tiga lembar saja, sementara di toko buku lain aku belum menemukan seperti itu. Ini dia!... aku mendapatkan buku yang kucari, buku berjudul "Perencanaan Pembelajaran". Kayaknya semua yang aku butuhkan ada dalam setiap sub bab buku ini, aku beli saja, ini adalah keputusan terbaik menurutku. Akhirnya buku ini kubeli dengan harga yang tidak terlalu mahal, cukup seharga dengan tiga mangkok bakso Mas Joko di depan Telkom itu, yaaah...sekitar tiga puluh ribu lebih. After that, aku naik pete-pete lagi ke kost belakang kampus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar