SELEMBUT
SUTERA
Oleh: Maryam Zannaria
Aku buru-buru ke kampus, hari ini
giliran untuk presentase makalah jatuh padaku. Judulnya cukup membuat otakku
geger selama 2 hari menyusunnya, Model-model tafsir dalam Hadis Nabi.
Sesampai di ruang kelas, ternyata dosen dan teman-temanku sudah menunggu beberapa
menit yang lalu, aku merasa risih karena telat tetapi saya melihat pak dosen
cuma senyum-senyum saja. Beliau mempersilahkan sku memulai presentase dengan
penentuan waktu 10 menit. Aku pun memulai mengoceh dan nyerocos, entah benar
apa tidak ya, tapi apa yang aku ucapkan semua berdasarkan beberapa referensi
yang aku baca beberapa hari yang lalu ketika menyusun makalah ini. Aku juga
tidak ambil peduli terhadap pikiran yang ada dalam semua kepala yang hadir di
seminar kelas saat ini, baik dosen maupun teman-temanku yang manis. Peduli
amat, yang penting aku ngoceh saja sepuasnya. Cetusku dalam hati. Setelah
babak pemaparan dan menguraikan isi makalah, akhirnya tibalah sesi tanya
jawab dan diskusi. Hampir semuanya bertanya, dan ini tentu membuat kepalaku puyeng.
Tapi itu kan adalah sesuatu yang justru menambah inspirasiku sebagai penulis
makalah ini. Diskusi berjalan alot, dan aku senang karena teman-temanku yang
caem banyak memberikan input dan kritikan.
Ketika dosen keluar meninggalkan
kelas yang berarti perkuliahan telah usai. temanku Siti Marellekaca
menghampiriku sambil berbisik ke kupingku. "Eh, suara kamu waktu
presentasi makalah tadi lembut sekali, tepatnya selembut sutera Im". Aku
tertawa geli sambil berkata: "Emang kenapa?, apa kamu tertarik untuk
merekamnya sekarang untuk dijadikan nada dering Hp kamu?!. Dia mencubit
lenganku sambil tergelak membuat teman-temanku lain yang hari ini cowok semua
menoleh dan nimbrung dan bertanya: "ada apa...ada apa...bagi-bagi dong
gosipnya". Aku dan Siti Marellekaca berseru serentak: "Ada deeeh,
mau tau aja...Aja'na muissengngi!. Ih, sekke'namo ini
gadis-gadiska!. Kami berdua hanya tertawa riang sambil berjalan bergegas
meninggalkan kelas, saatnya mengisi kampung tengah alias have lunch. Wuiih,
enak banget deh hari ini, setelah otak berputar-putar akibat serangan
teman-teman terhadap isi makalahku, kini terasa plong dan lega banget karena
aku makan siang di warung bakso Mas Joko, biasaaa makanan pavorit kalau lagi
tidak kepengen makan nasi.
Setelah lunch bersama Siti
Marellekaca, aku meluncur ke toko buku yang paling sering kukunjungi di kota
Makassar ini, tentunya meluncur tidak pakai mobil pribadi, tapi dengan mobil
angkutan umum alias pete-pete. Toko buku ini selalu banyak
pengunjungnya, baik dari kalangan siswa maupun mahasiswa senang berkunjung ke
sini. Mungkin ini disebabkan karena di samping di toko ini menjual berbagai
macam judul, tetapi juga ternyata pengunjung yang enggan membeli buku, yang
hanya membutuhkan sedikit bagian dari buku tersebut, diperbolehkan untuk
mengcopynya. Termasuk aku yang sering melakukannya, biasanya kalau uang di
dompet lagi sekarat atau bahan kutipan untuk pembuatan makalah cuma satu, dua
atau tiga lembar saja, sementara di toko buku lain aku belum menemukan
seperti itu. Ini dia!... aku mendapatkan buku yang kucari, buku berjudul
"Perencanaan Pembelajaran". Kayaknya semua yang aku butuhkan
ada dalam setiap sub bab buku ini, aku beli saja, ini adalah keputusan
terbaik menurutku. Akhirnya buku ini kubeli dengan harga yang tidak terlalu
mahal, cukup seharga dengan tiga mangkok bakso Mas Joko di depan Telkom itu,
yaaah...sekitar tiga puluh ribu lebih. After that, aku naik pete-pete
lagi ke kost belakang kampus.
|
Jumat, 21 Mei 2010
CERPEN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar