MASYARAKAT
ARAB SEBELUM ISLAM
A. Asal Usul Bangsa Arab
Bangsa Arab berasal dari rumpun Semit, Semenanjung Arab
menjadi tempat menetap orang-orang yang kemudian berimigrasi ke wilayah Bulan
Sabit Subur, atau wilayah Timur Tengah yang membentang dari Israel hingga
teluk Persia termasuk di dalamnya
sungai Tigris dan Efrat di Irak sekarang, yang dikenal dalam sejarah sebagai
bangsa Babilonia, Assyria, Phoenisia dan Ibrani. Sebagai tempat munculnya
tradisi Semit sejati, wilayah gurun pasir Arab merupakan tempat lahirnya
tradisi Yahudi dan kemudian Kristen, yang secara bersama-sama membentuk
karakteristik rumpun Semit yang telah dikenal dengan baik.
Istilah “Semit” lebih memiliki implikasi bahasa ketimbang
etnis, dan bahasa Assyria-Babilonia, Aramaik, Ibrani, Phoenisia, Arab
Selatan, Etiopia, dan Arab harus dipandang sebagai dialek-dialek yang
berkembang dari jenis induk dari bahasa utama, yaitu Ursemitis. Hal serupa mungkin dapat dijumpai pada bahasa-bahasa
Romawi dalam hubungannya dengan bahsa Latin, dengan pengecualian bahwa
beberapa bentuk bahasa Latin masih bertahan, setidaknya dalam kesusasteraan,
hinggahari ini, sementara bahasa asli Semit, bahasa percakapannya sehari-hari
kini telah punah, meskipun karakteristiknya secara umum bisa dilihat dari
berbagai aspekyang terdapat dalam bahasa-bahasa turunannya yang masih
bertahan.
Mengakui Semenanjung Arab-Nejed atau Yaman sebagai tempat
asal dan pusat penyebaranbangsa Semit tidak menafikan kemungkinan bahwa
mereka, sebelumnya,pada masa-masa paling awal, berbaur dengan anggota
ras kulit putih, bangsa Hamit, sebuah komunitas yang tinggal di suatu tempat di
Afrika bagian timur; dari komunitas inilah orang-orang yang disebut sebagai
bangsa Semit itu menyeberang menuju Semenanjung Arab. Kemungkinan Afrika
sebagai tempat asal bangsa Semit-hamit, serta Semenanjung Arab sebagai t
empat kelahiran bangsa Semit dan pusat penyebarannya. Wilayah Bulan Sabit
Subur menjadi panggung utama peradaban bangsa Semit.
B. Pemerintahan
Sistem pemerintahan bangsa Arab adalah kerajaan.
Peradaban Timur Tengah merembes ke Arabia, sebagaimana yang terjadi di mana
saja, di mana kerajaan besar yang mempertahankan wilayah perbatasan dengan
masyarakat yang secara politik dan kultural kurang terorganisir. Pengaruh ini
dan kebutuhan untuk memobilisasi kekuasaan dan sumber-sumber yang ada
memerlukan kepentingan untuk menjaga otonomi politis, atau untuk menjalankan
perdagangan dengan kerajaan, merangsang proses stratifikasi, spesialisasi
yang sama, dan merangsang pembentukan komunitas dan identitas pada masyarakat
yang kuran berkembang , yang dengannya kerajaan semakin menjadi kokoh. Mereka
menumbuhkan kondisi tersebutdi wilayah perbatasan yang memungkinkan untuk
penggabungan kerajaan dan sejumlah wilayah luar ke dalam sebuah masyarakat
tunggal.
C. Ekonomi
Bangsa Arab yang hidup di beberapa wilayah yang subur
menjalin pola kebersamaan politik, kesamaan
keyakinan, hubungan ekonomi, dan perdamaian dengan masyarakat
sekitarnya. Lebih lanjut Arabia dihubungkan
dengan beberapa wilayah lainnya oleh sejumlah propagandis keliling
yang menyebarkan ajaran monotheis di
kalangan pagan jazirah ini, oleh sejumlah pedagang yang membawa tekstil,
perhiasan, dan bahan-bahan makanan seperti tepung dan minuman anggur ke dalam
Arabia, dan menumbuhkan selera kebutuhan akan barang-barang mewah, dan oleh
agen-agen penguasa kerajaan, yang secara diplomatik dan politik, turut
mencampuri hak-hak perdagangan mereka.
D. Budaya
dan Agama
Bangsa Arab bukan hanya membangun kerajaan tapi juga
kebudayaan. Sebagai pewari peradaban kuno yang berkembang pesat di tepi
sungai Tigris dan Efrat, di daratan sekitar sungai Nil dan di pantai sebelah
timur Mediterania, mereka juga
menyerap dan memadukan beragam
unsur kebudayaan Yunani-Romawi berperan sebagai pembawa gerakan intelektual
ke Eropah. Abad pertengahan yang
memicu kebangkitan dunia Barat dan melapangkan jalan bagi proses
modernisasidi dunia Barat. Tidak asa satu pun bangsa pada Abad Pertengahan yang memberikan
kontribusi terhadap kemajuan manusia sebesar kontribusi yang diberikan oleh
orang Arab dan orang-orang yang berbahasa Arab.
Agama yang dianut orang Arab, setelah agam Yahudi dan
Kristen, merupakan agama terbesar ketiga dan agama monoteis terakhir. Secara
historis Islam merupakan penerus kedua agama
sebelumnya, dan dari semua agama lain di dunia. Islam memiliki hubungan
yang dekat dengan kedua agama itu. Ketiga agama besar di dunia itu merupakan
hasil dari satu kehidupan spiritual
yang sama, yaitu spiritual Semit. Dengan beberapa pengecualian, seorang
muslim yang taat mengakui sebagian besar ajaran kristen. Islam telah, dan
masih menjadi kekuatan yang hidup mulai dari Maroko hingga Indonesia, dan
menjadi pilihan jalan hidup jutaan umat manusia.
E. Sistem
Sosial
Mereka sebagian hidup berpindah-pindah dalam ikatan
kelompok dan kekerabatan, keluarga patriarkal yang terdiri seorang ayah, anak
laki-lakinya dan keluarga mereka. Keluarga-keluarga ini selanjutnya
berkelompok menjadi sebuah klan yang terdiri dari ratusan rumah tenda, yang
mana secara bersama mereka berpindah, memiliki padang rumput, dan bertempur
sebagai satu kesatuan di medan peperangan. Secara bersama mereka berpindah,
memiliki padang rumput, dan bertempur sebagai satu kesatuan di medan
peperangan. Secara fundamental, masing-masing klan merupakan sebuah satu
kesatuan yang mandiri. Seluruh kesetiaan terserap oleh kelompok yang
bertindak sebagai sebuah kolektivitas untuk mempertahankan individu warganya
dan untuk menghadapi tanggung jawab bersama. Jika seorang warga teraniaya,
maka klan menuntut balas atas penganiayaan tersebut, jika seseorang melakukan
penganiayaan, amak hal itu menjadi tanggung jawab klan, ini ada pada sistem
masyarakat Badui.
|
Senin, 24 Mei 2010
Sejarah Peradaban Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar