Senin, 24 Mei 2010

Sejarah Peradaban Islam


MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM

A.  Asal Usul Bangsa Arab
Bangsa Arab berasal dari rumpun Semit, Semenanjung Arab menjadi tempat menetap orang-orang yang kemudian berimigrasi ke wilayah Bulan Sabit Subur, atau wilayah Timur Tengah yang membentang dari Israel hingga teluk Persia termasuk  di dalamnya sungai Tigris dan Efrat di Irak sekarang, yang dikenal dalam sejarah sebagai bangsa Babilonia, Assyria, Phoenisia dan Ibrani. Sebagai tempat munculnya tradisi Semit sejati, wilayah gurun pasir Arab merupakan tempat lahirnya tradisi Yahudi dan kemudian Kristen, yang secara bersama-sama membentuk karakteristik rumpun Semit yang telah dikenal dengan baik.
Istilah “Semit” lebih memiliki implikasi bahasa ketimbang etnis, dan bahasa Assyria-Babilonia, Aramaik, Ibrani, Phoenisia, Arab Selatan, Etiopia, dan Arab harus dipandang sebagai dialek-dialek yang berkembang dari jenis induk dari bahasa utama, yaitu Ursemitis. Hal serupa mungkin dapat dijumpai pada bahasa-bahasa Romawi dalam hubungannya dengan bahsa Latin, dengan pengecualian bahwa beberapa bentuk bahasa Latin masih bertahan, setidaknya dalam kesusasteraan, hinggahari ini, sementara bahasa asli Semit, bahasa percakapannya sehari-hari kini telah punah, meskipun karakteristiknya secara umum bisa dilihat dari berbagai aspekyang terdapat dalam bahasa-bahasa turunannya yang masih bertahan.
Mengakui Semenanjung Arab-Nejed atau Yaman sebagai tempat asal dan pusat penyebaranbangsa Semit tidak menafikan kemungkinan bahwa mereka, sebelumnya,pada masa-masa paling awal, berbaur dengan anggota ras  kulit putih, bangsa  Hamit, sebuah  komunitas yang tinggal di suatu tempat di Afrika bagian timur; dari komunitas inilah orang-orang yang disebut sebagai bangsa Semit itu menyeberang menuju Semenanjung Arab. Kemungkinan Afrika sebagai tempat asal bangsa Semit-hamit, serta Semenanjung Arab sebagai t empat kelahiran bangsa Semit dan pusat penyebarannya. Wilayah Bulan Sabit Subur menjadi panggung utama peradaban bangsa Semit.

B.    Pemerintahan
Sistem pemerintahan bangsa Arab adalah kerajaan. Peradaban Timur Tengah merembes ke Arabia, sebagaimana yang terjadi di mana saja, di mana kerajaan besar yang mempertahankan wilayah perbatasan dengan masyarakat yang secara politik dan kultural kurang terorganisir. Pengaruh ini dan kebutuhan untuk memobilisasi kekuasaan dan sumber-sumber yang ada memerlukan kepentingan untuk menjaga otonomi politis, atau untuk menjalankan perdagangan dengan kerajaan, merangsang proses stratifikasi, spesialisasi yang sama, dan merangsang pembentukan komunitas dan identitas pada masyarakat yang kuran berkembang , yang dengannya kerajaan semakin menjadi kokoh. Mereka menumbuhkan kondisi tersebutdi wilayah perbatasan yang memungkinkan untuk penggabungan kerajaan dan sejumlah wilayah luar ke dalam sebuah masyarakat tunggal.

C.    Ekonomi
Bangsa Arab yang hidup di beberapa wilayah yang subur menjalin pola kebersamaan politik, kesamaan  keyakinan, hubungan ekonomi, dan perdamaian dengan masyarakat sekitarnya. Lebih lanjut Arabia dihubungkan  dengan beberapa wilayah lainnya oleh sejumlah propagandis keliling yang menyebarkan ajaran  monotheis di kalangan pagan jazirah ini, oleh sejumlah pedagang yang membawa tekstil, perhiasan, dan bahan-bahan makanan seperti tepung dan minuman anggur ke dalam Arabia, dan menumbuhkan selera kebutuhan akan barang-barang mewah, dan oleh agen-agen penguasa kerajaan, yang secara diplomatik dan politik, turut mencampuri hak-hak perdagangan mereka.

D.   Budaya dan Agama
Bangsa Arab bukan hanya membangun kerajaan tapi juga kebudayaan. Sebagai pewari peradaban kuno yang berkembang pesat di tepi sungai Tigris dan Efrat, di daratan sekitar sungai Nil dan di pantai sebelah timur Mediterania, mereka juga  menyerap dan memadukan  beragam unsur kebudayaan Yunani-Romawi berperan sebagai pembawa gerakan intelektual ke Eropah. Abad pertengahan  yang memicu kebangkitan dunia Barat dan melapangkan jalan bagi proses modernisasidi dunia Barat. Tidak asa satu pun bangsa  pada Abad Pertengahan yang memberikan kontribusi terhadap kemajuan manusia sebesar kontribusi yang diberikan oleh orang Arab dan orang-orang yang berbahasa Arab.
Agama yang dianut orang Arab, setelah agam Yahudi dan Kristen, merupakan agama terbesar ketiga dan agama monoteis terakhir. Secara historis Islam merupakan penerus kedua agama  sebelumnya, dan dari semua agama lain di dunia. Islam memiliki hubungan yang dekat dengan kedua agama itu. Ketiga agama besar di dunia itu merupakan hasil  dari satu kehidupan spiritual yang sama, yaitu spiritual Semit. Dengan beberapa pengecualian, seorang muslim yang taat mengakui sebagian besar ajaran kristen. Islam telah, dan masih menjadi kekuatan yang hidup mulai dari Maroko hingga Indonesia, dan menjadi pilihan jalan hidup jutaan umat manusia.

E.     Sistem Sosial
Mereka sebagian hidup berpindah-pindah dalam ikatan kelompok dan kekerabatan, keluarga patriarkal yang terdiri seorang ayah, anak laki-lakinya dan keluarga mereka. Keluarga-keluarga ini selanjutnya berkelompok menjadi sebuah klan yang terdiri dari ratusan rumah tenda, yang mana secara bersama mereka berpindah, memiliki padang rumput, dan bertempur sebagai satu kesatuan di medan peperangan. Secara bersama mereka berpindah, memiliki padang rumput, dan bertempur sebagai satu kesatuan di medan peperangan. Secara fundamental, masing-masing klan merupakan sebuah satu kesatuan yang mandiri. Seluruh kesetiaan terserap oleh kelompok yang bertindak sebagai sebuah kolektivitas untuk mempertahankan individu warganya dan untuk menghadapi tanggung jawab bersama. Jika seorang warga teraniaya, maka klan menuntut balas atas penganiayaan tersebut, jika seseorang melakukan penganiayaan, amak hal itu menjadi tanggung jawab klan, ini ada pada sistem masyarakat Badui.

Text Box: SELESAI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar